Langsung ke konten utama

Pendidikan Tinggi, Pusat Bisnis?

Pendidikan tinggi niscaya merupakan ujung tombak dari pembangunan sebuah bangsa. Tak terkecuali dengan Indonesia, tahap pendidikan formal ini menjadi palang pintu terakhir yang menabhiskan  manusia Indonesia sebelum memasuki dunia kerja.

Memotret pendidikan tinggi di Nusantara dalam beberapa tahun terakhir, jumlah perguruan tinggi (PT) meningkat secara signifikan. Data dari Direktorat Jenderal Pendidikan Tinggi (Dikti)—per 1 Agustus 2012, ketika Dikti melakukan penghentian sementara (moratorium) pendirian dan perubahan bentuk perguruan tinggi, serta pembukaan program studi—menunjukkan jumlah PT mencapai 3216.

Dari data tersebut, tercatat 3124 perguruan tinggi swasta (PTS) dan 92 perguruan tinggi negeri (PTN). jumlah ini meningkat drastis bila dibandingkan dengan data Dikti pada tahun 2007, hanya ada 2643 PTS dan 87 PTN.

Terutama PTS, pertumbuhan jumlah ini tentunya menambah ketat persaingan di antara institusi pendidikan tinggi untuk menjadi center of exellence di bidang sumber daya manusia. Bahkan, beberpa grup usaha juga turut mendirikan perguruan tinggi, di antaranya Universitas Bakrie, Universitas Ciputra, Tanri Abeng University, dan Universitas Siswa bangsa International.

Terkait dengan pertambahan jumlah yang signifikan tersebut, Rektor Universitas Sahid Toni Atyanto Dharoko mengatakan pertumbuhan tersebut secara positif dinilai sebagai partisipasi positif masyarakat untuk menaikkan Angka Partisipasi Kasar (APK) sebagai indikator pendidikan bangsa.

“Indonesia sebagai bangsa besar memiliki potensi untuk dikembangkan. Untuk itu, kita harus mendidik manusia yang cerdas demi mengolah sumber daya alam, sehingga indonesia menjadi kekuatan yang besar.  Kuncinya adalah pendidikan yang baik,” ungkapnya.

Toni mengungkapkan, Universitas Sahid yang dibentuk oleh grup usaha Sahid milik taipan Bisnis Sukamdani Sahid Gitosardjono merupakan salah satu upaya partisipasi bagi pendidikan bangsa.
“Sebab, memang kita sangat membutuhkan jumlah orang terdidik di Indonesia,” jelasnya.

Lebih lanjut, terkait dengan biaya pendidikan yang tinggi ia menuturkan, pendidikan tentunya membutuhkan dukungan yang memadai. Peningkatkan kualitas mesti didukung dengan dana yang cukup.

“PTS mencari dana sendiri. Universitas Sahid hanya dari pemasukan Yayasan, intinya tetap nirlaba. Dilema antara keinginan untuk mencerdaskan kehidupan bangsa dengan biaya pendidikan tidak kecil. Jadi, mesti ada partisipasi dari masyarakat. Solusinya harus secara elegan, menarik dana dari masyarakat, dan jangan lupa kualitas. Dan untuk itu, perlu ada penerapkan sistem pembayaran segmental dan cross subsidy, dari yang mampu kepada yang kurang mampu. Dan Universitas Sahid sudah melakukan itu,” katanya.

Ia mengatakan, PTS yang jumlahnya besar itu perlu fokus. Dengan demikian, Indonesia bisa menjadi kekuatan yang luar biasa. Universitas Sahid ingin mencetak sarjana yang segera terserap lapangan pekerjaan, bahkan terutama bisa menciptakan lapangan kerja baru—fokus kewirausahaan.

“Universitas Sahid berfokus pada kewirausahaan dan pariwisata. Jika seluruh PT berfokus di bidang masing-masing, Indonesia akan menjadi kekuatan yang luar biasa,” terangnya.

Visi dari Universitas Sahid,  jelasnya, adalah menjadi bagian dari pendidikan tingi Indonesia. Universitas Sahid bertujuan untuk pencerdasan kehidupan bangsa—mengabdikan diri kepada pendidikan bangsa, karena pendidika adalah backbone bangsa.

Universitas Sahid menyediakan banyak program studi yang terangkum dalam beberapa fakultas, yakni Ekonomi, Teknik Hukum Teknologi Industri Pertanian dan Ilmu Komunikasi yang terdiri dari program S1 dan D3. Untuk program pascasarjana, perguruan tinggi ini menyediakan Magister Manajemen dan Ilmu Komunikasi serta program Doktor Ilmu Komunikasi.

Saat ini jumlah seluruh mahasiswanya mencapai 3500 yang masih aktif. Pertumbuhan jumlah mahasiswa mencapai 10-15% per tahun. Universitas menargetkan mencapai jumlah 12.000 mahasiswa dalam 5-10 tahun. Ada pertambahan jurusan kedokteran dan beberepa jurusan lain di Cimanggis yang akan dibangun. Sebelumnya ada kampus 1 di jalan Dr. Saharjo, Kampus 2 di Grand Sahid lantai 5.

Makin banyak mahasiwa, biaya akan semakin menurun. Ini menurunkan biaya per kapita. Sementara kenaikan biaya kuliah karena pertumbuhan mahasiswa belum signifikan. Jika itu naik sedemikian rupa, makan biaya kuliah akan turun per kapitanya, mesti turun karena biaya operasional naik seiring jumlah mahasiswa. Pertumbuhan jumlah mahasiswa mengefisienkan urusan administrasi. Keuntungan adalah untuk pengembangan pendidikan, termasuk pembangunan kampus baru di Cimanggis.

Tony Antonio, Rektor Universitas Ciputra, menuturkan pihaknya berfokus pada pengembangan kapasitas entrepreneur sebagaimana diamanatkan Ir. Ciputra, entrepreneur pemilik Grup Ciputra dan pendiri Universitas Ciputra.

“Pak Ciputra ingin perguruan tinggi ini mencetak entrepreneurs. Keberadaan Universitas Ciputra merupakan sebuah bentuk sumbangsih bagi pembangunan bangsa. Pak Ciputra menekankan, semua orang memiliki kesempatan untuk menjadi entrepreneur. Tidak hanya memiki modal, kemampuan untuk menjual, dan motivasi, para calon entrepreneur juga harus memiliki kharakter yang dibina. Bahkan, bagi mereka yang kurang mampu, Universitas memberikan beasiswa,” katanya.

Universitas Ciputra ini berdiri sejak tahun 2006 dengan empat program studi, yakni Internatioanal Business Management, Visual Communication Design, Interior Architecture dan International Hospitality and Tourism. Sekarang sudah ada 10 program studi. Dan juga pascasarjana Internatioanal Business Management.
Universitas pada tahun ini akan menampung 1000 mahasiswa baru. Saat ini sudah memiliki 3000-an mahasiswa. Dengan lulusan yang sudah mencapai 700an lulusan. Biaya perkuliahan secara umum rata-rata berkisar Rp10-15 juta. Jumlah ini meningkat dua kali lipat sejak dibuka pada 2006.

Universitas Ciputra memiliki fasilitas layaknya kampus lainnya. Total investasi Universitas Ciputra untuk pembangunan sarana dan prasarana lebih dari Rp100 miliar. Sumber pendanaan berasal dari Yayasan Pendidikan Ciputra. Universitas ini berlokasi di Surabaya dan masih meninjau untuk membuka di lokasi lainnya.

Secara terpisah, Bisnis mewawancarai Syahrisa Syahrul, Senior Marketing & Student Recruitment Universitas Siswa Bangsa Internasional (USBI). Dia menuturkan USBI merupakan bagian dari komitmen Putera Sampoerna Foundation untuk menciptakan pemimpin masa depan yang berkualitas dan dapat menghadapi tantangan global resmi berdiri pada tahun 2013 ini.

Cikal bakal universitas muncul di tahun 2009, di saat Putera Sampoerna Foundation mendirikan Sampoerna School of Education, dan Sampoerna School of Business di tahun 2010.

Di tahun 2013, jelasnya, kedua institusi tersebut menjadi Fakultas Pendidikan dan Fakultas Bisnis di bawah naungan Universitas Siswa Bangsa Internasional, dengan penambahan dua fakultas baru, yaitu Fakultas Sains & Teknologi dan Fakultas Seni, Desain & Media, serta pusat bahasa Institut Bahasa dan Komunikasi.

Dan ada 10 program study yang tersedia mulai dari: accounting, management, english language teaching, mathematics education, applied mathematics, applied physics, computer games technology, information system security dan mobile communication technology,” katanya.

Syahriza mengatakan keunikan pertama yang ditawarkan USBI adalah  universitas pertama yang memberikan gelar US-accredited Associate Degree. Dan keunikan kedua adalah USBI International Pathway Program. US-accredited Associate Degree adalah gelar yang diberikan kepada mahasiswa di Amerika yang mengenyam pendidikan di community college. USBI bekerja sama dengan Lone Star College (Texas, Amerika Serikat), salah satu community college terbesar di AS. Kurikulum 2 tahun pertama perkuliahan di USBI memasukkan kurikulum dari Lone Star College sehingga setiap mahasiswa USBI memiliki kapasitas yang sama dengan mahasiswa di luar negeri, khususnya Amerika Serikat. Ini memudahkan mereka yang pada tahun ke-3 ingin transfer kuliah ke luar negeri.

Sedangkan dalam USBI International Pathway, lanjutnya,  setiap mahasiswa USBI memiliki kesempatan untuk mendapatkan 3 gelar dalam 4 tahun yaitu: US-accredited Associate Degree, Overseas Bachelor Degree dan USBI S1. Jadi, setelah 2 tahun di USBI setiap mahasiswa USBI berhak mendapatkan gelar US-accredited Associate Degree.

“Setelah itu, mereka bisa melanjutkan S1-nya diluar negeri khususnya Amerika hingga mendapatkan Overseas Bachelor Degree. Kemudian setelah lulus dari luar negeri, mereka dapat kembali ke USBI mengerjakan capstone project sekitar 3-6 bulan dan berhak mendapatkan gelar Sarjana dari USBI.”

Dengan USBI International Pathway, Syahriza mengatakan belajar keluar negeri menjadi lebih terjangkau karena 2 tahun pertama perkuliahan akan dilakukan di Indonesia. Meskipun begitu, mahasiswa yang melanjutkan perkuliahan di USBI hingga lulus pun berhak mendapatkan 2 gelar, yaitu: US-accredites Associate Degree & Sarjana dari USBI.

Keunggulan lainnya, sambungnya, bahasa pengantar yang digunakan adalah bahasa Inggris dan Future focused-technology driven. USBI fokus akan kebutuhan industri tidak hanya di masa ini, tetapi juga mengakomodir kebutuhan di masa yang akan datang. “Contohnya adalah kita punya program Computer Games Technology atau Mobile Communication Technology yang di masa yang akan datang akan sangat dibutuhkan dan dicari,” sebutnya.

Dalam proses belajar-mengajar  setiap hari, USBI mengedepankan penggunaan teknologi digital di setiap program studi yang tersedia. Syahriza mengatakan penyampaian materi kuliah melalui dunia maya akan diaplikasikan dan disesuaikan dengan kebutuhan para mahasiswa yang beragam.

“Sejak semester kedua, para mahasiswa mulai mendapatkan pelatihan, seminar, workshop mengenai pengembangan karir hingga internship program. Sehingga ketika mereka lulus sudah work-ready.  Selain itu, dengan network USBI dan Sampoerna Group akan semakin memudah mahasiswa USBI dalam peluang mencari kerja,” ujarnya.

Vice Rector of Academic & Student Affair Tanri Abeng University Sugiarto Sutomo mengatakan pihaknya baru berjalan selama dua tahun, sejak 2011. Perguruan tinggi ini diprakarsai oleh seorang tokoh nasional, Tanri Abeng, melalui pembentukan Yayasan Anakkukang.

Dia menilai lulusan perguruan tinggi saat ini belum siap untuk berkarir langsung di dunia kerja. Kemudian, dia melihat para birokrat-birokrat yang secara manajemen kurang profesional dalam menjalankan tugasnya.

“Oleh karena itu, Pak Tanri mendirikan perguruan tinggi yang akan memfasilitasi para lulusan SMA dan sederajat untuk mengisi kekurangan tersebut. Visinya adalah untuk mengembangkan pemimpin-pemimpin yang profesional bagi kesejahteraan masayarakat,” ungkapnya.

Dia mencontohkan pihaknya akan menyiapkan profesional yang siap berkarir dan memperkenalkan kepada masyarakat bahwa keterampilan managerial itu merupakan profesi yang sangat penting dan itu bisa diciptakan melalui pendidikan secara mendalam, melalui penelitian dan publikasinya. “Memberikan kepada dunia industri dan pemerintahan orang-orang berbakat  dan menyediakan bank of future leaders.”

Tanri Abeng University, jelasnya,  tidak menggunakan pembidangan fakultas guna menyederhanakan struktur organisasi. Menurutnya, Tanri Abeng menjadi rektor dengan dua wakil yang membidangi dua bidang, salah satunya membawahi langsung 6 program studi yang ditawarkan.

Sugiarto menjelaskan Tanri Abeng University memiliki keunggulan, yakni menggunakan bahasa Inggris di seluruh pembelajarannya. Para dosen pun 90% merupakan lulusan Universitas luar negeri. Pemberian materi juga mendalam, hanya dengan 35 Subjects dengan umumnya berbobot 4 SKS.

“Mahasiswa berfokus dan berkuliah dalam dua setengah hari. Jumlah mahasiswa per kelas dibatasi hanya 27 orang. Dengan fasilitas yang sangat luar biasa, seperti perpustakaan yang 95% berisi buku berbahasa Inggris, paras mahasiswa dipersiapkan untuk juga bisa melanjutkan studi ke luar negeri. Sementara, para mahasiswa diberi kesempatan internship di beberapa perusahaan internasional.,” tegasnya.

Sugiarto menuturkan angkatan pertama Tanri Abeng University terdiri dari 11 mahasiswa, dari 300an pelamar. Pihaknya pun memberikan beasiswa penuh kepada mereka yang berasal dari yayasan Anakkukang. “Angkatan kedua berikutnya, di tahun ajaran mendatang ini, telah menyeleksi sekitar 400an orang, dengan target mahasiswa maksimum 150 orang di dalam 6 prodi.”

Biaya kuliah, jelas Sugiarto, sangat terjangkau. Tanri Abeng University membebaskan biaya pendaftaran, biaya tes masuk, biaya gedung. “Jadi, hanya uang kuliah. Biaya perkuliahan hingga selesai seorang mahasiswa berkisar Rp93 juta –Rp 120 juta. Jadi, rata-rata per semester mencapai Rp12 juta,” ujarnya.

Bagi mereka yang tidak mampu, sambungnya, Tanri Abeng University menyediakan beasiswa baik pengurangan biaya kuliah berkisar hingga 60% hingga penjaringan siswa berprestasi sampai ke ujung Timur Indonesia, yakni Papua dan Sorong.

“Untuk bantuan pembiayaan, tersedia dana bantuan CSR baik dari Tanri Abeng maupun dari perusahaan lainnya,” pungkasnya.

Potret kehadiran sejumlah universitas milik grup bisnis besar di Tanah Air nampaknya menjadi gambaran ketatnya persaingan untuk menciptakan center of exellence. Hal itu juga seiring dengan pertumbuhan PTS dengan jumlah fantastis. Tentunya pertumbuhan itu disertai harapan turut berkembangnya kualitas pendidikan tinggi di Indonesia.

Sebab, mau tidak mau, pendidikan tinggi adalah ujung tombak dari pembangunan sebuah bangsa.

*naskah ini merupakan bahan bagi laporan khusus  di Bisnis Indonesia bertema ‘bisnis’ pendidikan tinggi, ditayangkan sekitar Juni 2013.

Komentar

  1. Taipan Indonesia | Taipan Asia | Bandar Taipan | BandarQ Online
    SITUS JUDI KARTU ONLINE EKSKLUSIF UNTUK PARA BOS-BOS
    Kami tantang para bos semua yang suka bermain kartu
    dengan kemungkinan menang sangat besar.
    Dengan minimal Deposit hanya Rp 20.000,-
    Cukup Dengan 1 user ID sudah bisa bermain 7 Games.
    • AduQ
    • BandarQ
    • Capsa
    • Domino99
    • Poker
    • Bandarpoker.
    • Sakong
    Kami juga akan memudahkan anda untuk pembuatan ID dengan registrasi secara gratis.
    Untuk proses DEPO & WITHDRAW langsung ditangani oleh
    customer service kami yang profesional dan ramah.
    NO SYSTEM ROBOT!!! 100 % PLAYER Vs PLAYER
    Anda Juga Dapat Memainkannya Via Android / IPhone / IPad
    Untuk info lebih jelas silahkan hubungi CS kami-Online 24jam !!
    • FaceBook : @TaipanQQinfo
    • WA :+62 813 8217 0873
    • BB : D60E4A61
    Come & Join Us!!

    BalasHapus

Posting Komentar

Postingan populer dari blog ini

Driyarkara: Pendidikan sebagai Pemanusiaan Manusia Muda

Dewasa ini masyarakat dunia menghadapi sebuah perubahan global . Hal ini ditandai antara lain oleh semakin maraknya pertumbuhan industri kapitalisme dunia. Semua bidang kehidupan tidak bisa tidak terjerat dengan pengaruh global ini. Tidak terkecuali dengan pranata pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada kecenderungan dimana h ukum pasar yang berlaku diantara para pesaing industri pada tingkat global dapat mengarahkan pendidikan yang berorientasi pragmatis. Sesuai dengan hukum penawaran-permintaan , pendidikan hanya didasarkan pada aspek ekonomi. Jadi, ada kecenderungan bahwa pendidikan cenderung hanya mengarahkan anak-didik kepada gambaran manusia yang cakap untuk bekerja dan mendapatkan uang, jadi bukan gambaran manusia yang sebenarnya. Berhadapan dengan g ejala ini, pemikiran seorang filsuf, Nicolaus Driyarkara dapat dijadikan suatu bahan permenungan. Bagi Driyarkara pendidikan merupakan kegiatan sadar untuk memanusiakan manusia muda, yang dia sebut sebagai “hominisasi

Konformitas Dalam Pergaulan Sekolah

Tulisan ini bertujuan untuk memahami dinamika perilaku konformitas dalam pergaulan pelajar di sekolah formal. Bagaimana bentuk konformitasnya? Mengapa hal tersebut terjadi dan mempengaruhi tindakan-tindakan pelajar, serta bahkan dapat membentuk pola kepribadian?  Tulisan ini mengemukakan, bentuk konformitas dalam pergaulan pelajar yang lebih berupa akibat tekanan antar teman (peer pressure) yang terjadi dalam lingkungan yang homogen (sebaya). Kecenderungan untuk mengikuti suara terbanyak akan terjadi karena tekanan untuk menjadi sama terasa semakin besar. Dalam pergaulan sekolah anak didik terbiasa untuk selalu sama, bersikap konformis, sehingga selalu merasa tidak nyaman bila harus beda. Sikap ini dapat terus berlanjut dan membentuk pola kepribadian yang tidak mandiri. Kata kunci : Konformitas, peer group dan peer presure      S ebagai makhluk hidup yang tidak dapat hidup sendiri, sudah pasti kita sebagai manusia membutuhkan keberadaan orang lain untuk melangsungkan

Bisnis sebagai Profesi Etis?

Bisnis dan moralitas atau etika berbeda dan tidak ada hubungan sama sekali dan etika justru bertentangan dengan bisnis. Orang bisnis tidak perlu memperhatikan norma-norma dan nilai moral karena bisnis adalah suatu persaingan yang menuntut pelaku bisnis berusaha dengan segala cara dan upaya untuk bisa mencapai ‘keuntungan maksimal’. Ungkapan skeptis di atas sekiranya menggambarkan hubungan bisnis dan etika sebagai dua hal yang terpisah satu sama lain. Hal ini juga nampak dalam fenomena umum dunia bisnis o utsourcing . Outsourcing seringkali dibahasakan sebagai sebuah strategi kompetisi perusahaan untuk fokus pada inti bisnisnya, namun dalam praktek pada umumnya didorong oleh ‘ketamakan’ sebuah perusahaan untuk menekan cost serendah-rendahnya dan mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya. Namun, diskrepansi dua ranah sebagaimana terdeskripsikan di atas oleh Richard T. De George disebut sebagai ‘Mitos Bisnis Amoral’. Bisnis pada dasarnya tidak terpisahkan dari moral. Bisnis t