Langsung ke konten utama

Peran Vital Brand Positioning untuk Pengembangan Usaha





Tagline dan logo keren belum menjamin keberhasilan usaha. Anda juga perlu memikirikan brand positioning.

Strategi brand positioning menjadi penting dalam pengembangan merek. Melalui strategi brand positioning, Anda harus memikirkan bagaimana merek dari produk dan jasanya dilihat oleh pelanggan. 

Selain itu, apa yang membedakannya dengan produk atau jasa serupa dari pelaku bisnis berbeda. Dengan kata lain, strategi brand positioning memastikan merek Anda menarik bagi segmen konsumen yang tepat.

Sebagai contoh, ada dua merek kacamata hitam yakni Perusahaan A dan Perusahaan B. Keduanya menyediakan produk kacamata pelindung dan menawarkan lensa dengan bahan yang berbeda. Rangka merek A terbuat dari baja, sedangkan rangka merek B terbuat dari titanium, yang sangat ringan dan fleksibel.

Bingkai titanium akan kembali ke bentuk aslinya bahkan setelah ditekuk — dan ini lebih dari sekadar karakteristik yang menarik. Ini adalah alasan yang menjelaskan mengapa merek B adalah produsen kacamata paling aman dan paling tahan lama di pasaran. Inilah brand positioning yang membedakan mereka dari yang lain.

Dilansir Forbes, brand positioning menjadi penting karena beberapa alasan, berikut ini:

• Memungkinkan Anda untuk membedakan merek. Merek sebuah perusahaan adalah identitasnya. Itulah mengapa mengetahui apa yang membuat bisnis Anda unik sangat penting untuk menarik perhatian konsumen. Brand Positioning menciptakan kejelasan tentang siapa yang Anda sasar.

• Strategi ini membantu Anda menjustifikasi strategi penetapan harga Anda. Dengan kata lain, ketika harga produk tinggi karena kualitas dan eksklusivitas, dan brand positioning menekankan faktor-faktor ini, biaya secara otomatis menjadi wajar di mata pelanggan. Hal ini juga berlaku untuk produk yang lebih terjangkau.

Brand Positioning membuat merek Anda lebih kreatif. Meskipun beberapa merek menawarkan produk dan layanan yang sangat mirip dengan target pasar dan pelanggan yang sama, mereka berbeda dan secara unik berdasarkan pada brand positioning mereka.

Itulah mengapa brand positioning yang baik dapat membuat atau menghancurkan merek Anda. Strategi kreatif dan inovatif yang dikombinasikan dengan eksekusi yang kuat akan membuat pelanggan kembali lagi.

Namun patut dicatat! Anda bisa bekerja secara proaktif untuk melakukan brand positioning, tetapi tidak memiliki kendali atas hasilnya. Oleh karena itu, berikut ini beberapa tips tentang cara memposisikan merek Anda di pasar:

• Jadilah unik!

Pentingnya menjadi unik tidak dapat dilebih-lebihkan. Anda tidak bisa hanya mencoba mengikuti road map orang lain karena mereka sudah mapan dengan pelanggan mereka. Jadi, jika suatu merek terlihat persis seperti pesaingnya, merek tersebut tidak akan menonjol dibandingkan penawarannya.

• Jadilah relevan!

Pertama dan terpenting, merek harus menarik bagi pelanggan. Tidak masalah seberapa kredibel atau seberapa unik merek tersebut; jika tidak relevan, bahkan tidak sampai ke tahap pertimbangan. 

Pastikan fitur yang membedakan Anda dari pesaing penting bagi pelanggan. Identifikasi apa yang paling penting bagi klien dan posisikan merek Anda di sekitarnya.

• Konsisten

Anda dapat mengubah posisi, tetapi Anda juga harus menemukan arah umum untuk merek. Orang tidak akan tahu apa arti merek Anda jika Anda terus mengubahnya. 

Jadi pastikan bahwa apa pun yang Anda lakukan akan membantu membangun merek Anda dari waktu ke waktu. Pikirkan tentang apa yang Anda inginkan untuk mewakili lima atau bahkan 10 tahun dari sekarang.

• Jadilah Terpercaya

Beberapa merek cenderung melebih-lebihkan kebenaran, yang tidak benar-benar membantu membangun kepercayaan antara mereka dan pelanggan mereka.

Pastikan bahwa semua yang Anda katakan tentang perusahaan dapat dipercaya dan akan terhubung dengan pelanggan pada tingkat emosional, atau mereka tidak akan mempercayai apa yang dikatakannya. 

Semuanya harus sesuai dengan apa yang penting bagi klien Anda.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Driyarkara: Pendidikan sebagai Pemanusiaan Manusia Muda

Dewasa ini masyarakat dunia menghadapi sebuah perubahan global . Hal ini ditandai antara lain oleh semakin maraknya pertumbuhan industri kapitalisme dunia. Semua bidang kehidupan tidak bisa tidak terjerat dengan pengaruh global ini. Tidak terkecuali dengan pranata pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada kecenderungan dimana h ukum pasar yang berlaku diantara para pesaing industri pada tingkat global dapat mengarahkan pendidikan yang berorientasi pragmatis. Sesuai dengan hukum penawaran-permintaan , pendidikan hanya didasarkan pada aspek ekonomi. Jadi, ada kecenderungan bahwa pendidikan cenderung hanya mengarahkan anak-didik kepada gambaran manusia yang cakap untuk bekerja dan mendapatkan uang, jadi bukan gambaran manusia yang sebenarnya. Berhadapan dengan g ejala ini, pemikiran seorang filsuf, Nicolaus Driyarkara dapat dijadikan suatu bahan permenungan. Bagi Driyarkara pendidikan merupakan kegiatan sadar untuk memanusiakan manusia muda, yang dia sebut sebagai “hominisasi

Konformitas Dalam Pergaulan Sekolah

Tulisan ini bertujuan untuk memahami dinamika perilaku konformitas dalam pergaulan pelajar di sekolah formal. Bagaimana bentuk konformitasnya? Mengapa hal tersebut terjadi dan mempengaruhi tindakan-tindakan pelajar, serta bahkan dapat membentuk pola kepribadian?  Tulisan ini mengemukakan, bentuk konformitas dalam pergaulan pelajar yang lebih berupa akibat tekanan antar teman (peer pressure) yang terjadi dalam lingkungan yang homogen (sebaya). Kecenderungan untuk mengikuti suara terbanyak akan terjadi karena tekanan untuk menjadi sama terasa semakin besar. Dalam pergaulan sekolah anak didik terbiasa untuk selalu sama, bersikap konformis, sehingga selalu merasa tidak nyaman bila harus beda. Sikap ini dapat terus berlanjut dan membentuk pola kepribadian yang tidak mandiri. Kata kunci : Konformitas, peer group dan peer presure      S ebagai makhluk hidup yang tidak dapat hidup sendiri, sudah pasti kita sebagai manusia membutuhkan keberadaan orang lain untuk melangsungkan

Bisnis sebagai Profesi Etis?

Bisnis dan moralitas atau etika berbeda dan tidak ada hubungan sama sekali dan etika justru bertentangan dengan bisnis. Orang bisnis tidak perlu memperhatikan norma-norma dan nilai moral karena bisnis adalah suatu persaingan yang menuntut pelaku bisnis berusaha dengan segala cara dan upaya untuk bisa mencapai ‘keuntungan maksimal’. Ungkapan skeptis di atas sekiranya menggambarkan hubungan bisnis dan etika sebagai dua hal yang terpisah satu sama lain. Hal ini juga nampak dalam fenomena umum dunia bisnis o utsourcing . Outsourcing seringkali dibahasakan sebagai sebuah strategi kompetisi perusahaan untuk fokus pada inti bisnisnya, namun dalam praktek pada umumnya didorong oleh ‘ketamakan’ sebuah perusahaan untuk menekan cost serendah-rendahnya dan mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya. Namun, diskrepansi dua ranah sebagaimana terdeskripsikan di atas oleh Richard T. De George disebut sebagai ‘Mitos Bisnis Amoral’. Bisnis pada dasarnya tidak terpisahkan dari moral. Bisnis t