YOGYAKARTA
— Huawei, penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) global,
menegaskan komitmennya untuk pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia di
Indonesia. Melalui program corporate social responsibility (CSR), ‘Seeds for
The Future’, Huawei Technologies Co, Ltd. siap menjembatani kesenjangan digital
dan menciptakan kesempatan bagi SDM lokal melalui pendidikan.
Berkaitan
dengan itu, Bisnis mewawancarai Holy Ranivozanany, Head of CSR Huawei
Technologies Co, Ltd., di sela-sela partisipasinya dalam Global CSR Summit VII,
Kamis (19/3). Holy memaparkan pentingnya peningkatan kecakapan SDM Indonesia
dalam menghadapi persaingan global, khususnya di bidang TIK. Berikut
petikannya.
Apa bentuk kepedulian Huawei bagi lingkungan sekitar?
Huawei memiliki sejumlah pilar yang mendasari
kinerjanya. Pilar pertama terkait dengan industri TIK adalah bagaimana kami
dapat menyediakan produk, pelayanan-pelayanan dan sejumlah program di seluruh
dunia. Dalam hal ini, kami berupaya menyediakan kesempatan kepada setiap orang
mendapatkan akses ke Internet broadband..
Pilar kedua mengenai upaya kami untuk menjaga
stabilitas jaringan, khususnya dalam keadaan darurat.Dalam kondisi itu, satu
isu utama yang seringkali menjadi kendala adalah sulitnya berkoordinasi. Karena
itu, Huawei memiliki program untuk memberikan layanan komunikasi yang baik
untuk melancarkan segala macam komunikasi dalam kondisi tersebut.
Pilar ketiga terkait dengan lingkungan. Hal ini menjadi
sangat penting dan menjadi pokok perhatian kami. Pilar terakhir ini terkait
dengan program tanggung jawab sosial kepada masyarakat atau CSR. Ini mengenai
bagaimana kami bekerja sama dengan seluruh stakeholder kami, baik dengan
karyawan, suplier dan masyarakat di seluruh dunia sehingga tercipta win-win
development, win-win relationship. Saat ini, Huawei berfokus pada program
CSR kepada masyarakat, terutama melalui sektor pendidikan.
Apa pentingnya pendidikan bagi Huawei?
Pendidikan jelas menjadi sektor kunci dalam
pengembangan SDM di setiap negara. Pemerintah di setiap negara terus berupaya
untuk mendorong itu. Khususnya di sektor TIK yang terus berkembang pesat, kami
dan industri TIK sendiri memerlukan tenaga kerja terbaik untuk mengembangkan
teknologi-teknologi inovatif.
Karena itu, sangat penting bagi kami dan industri
TIK, baik lokal maupun secara global, untuk menyediakan dukungan bagi
pengembangan talenta SDM melalui program CSR. Setiap orang yang berprestasi
mesti diberi kesempatan untuk belajar teknologi terbaru. Hal ini sejalan dengan
prioritas pemerintah, baik di Indonesia dan di sejumlah negara, yang mendorong
peningkatan kapasitas dan pelatihan.
Kontribusi Huawei dalam meningkatkan SDM lokal?
Secara global, kami mengadakan program ‘Seed for The
Future’ sejak 2008 untuk mengembangkan talenta lokal di bidang TIK. Huawei akan
mengundang sejumlah pelajar berprestasi ke kantor pusat Huawei di Shenzhen,
China, selama dua minggu agar bisa mendapatkan pengetahuan yang lebih dalam
tentang sektor TIK. Berbagi pengalaman dengan pelajar lainnya dari berbagai
negara.
Dengan begitu, mereka diharapkan dapat mendukung
sektor TIK di negaranya masing-masing. Oleh karena itu, kami bekerja sama
dengan banyak universitas di lebih dari 30 negara di seluruh dunia. Kami tahu
ada perbedaan yang sangat besar di antara apa yang diajarkan di lembaga
pendidikan dengan apa yang terjadi di industri TIK.
Industri TIK terus berkembang dan setiap orang mesti
terlibat di dalamnya untuk bisa mengikuti dan memastikan apa yang terjadi hari
ini dan besok. Kemarin 3G, sekarang 4G dan besok akan ada 5G. Semua orang
membicarakannya, termasuk pelajar di universitas. Kendati begitu, pelajar mesti
mengenal dan bersentuhan langsung dengan teknologi itu dan belajar langsung
dari ahlinya.
Dengan begitu, kami berharap dapat menghasilkan
pemimpin yang inovatif di sektor TIK di seluruh negara. Begitu juga ketika
menghadapi Masyarakat Ekonomi Asean, SDM TIK Indonesia diharapkan dapat
bersaing sehingga nanti tidak menjadi tamu di negara sendiri.
Pewawancara: Oktaviano D.B.
Hana
*Sepintas tampak seperti orang Indonesia, ternyata Holy Ranivozanany adalah sungguh orang Madagascar, sama sekali tidak bisa berbahasa Indonesia. :D
Komentar
Posting Komentar