Langsung ke konten utama

Tol Semarang-Solo: Dipacu Untuk Segera Rampung

Digarap dengan nilai investasi Rp6,011 triliun, Jalan Tol Semarang-Solo tentunya menjanjikan keuntungan strategis bagi provinsi Jawa Tengah. Apalagi setelah kehadiran pelabuhan laut Tanjung Emas dan bandara Ahmad Yani, jalan tol dengan panjang 75,66 km tersebut dipercaya akan semakin mendongkrak kegiatan perekonomian provinsi, terutama di Ibukotanya, Semarang.

Mulai diusahakan pada tahun 2007, tol Semarang-Solo dikelola oleh PT Trans Marga Jateng, anak perusahaan PT Jasa Marga yang berpatungan dengan BUMD Jawa Tengah, PT Sarana Pembangunan Jawa Tengah. Pembangunan tol yang merupakan bagian dari jaringan jalan tol Trans Jawa yang dicanangkan oleh Pemerintah pun dibagi dalam dua tahap pembangunan.

Tahap pertama terdiri dari dua seksi, yakni seksi I Semarang-Ungaran sepanjang 11,3 yang sudah mulai beroperasi pada akhir 2011 dan seksi II Ungaran-Bawen dengan panjang  11,95 yang memasuki tahap penyelesaian akhir. Sementara tahap kedua terbagi dalam tiga seksi, yakni seksi III (Bawen-Salatiga) sepanjang 17,04 km, seksi IV (Salatiga-Boyolali) 22,85 km dan seksi V (Boyolali-Solo) 13,57 km direncanakan tuntas pada akhir 2014.

Melihat arti potensial dari kehadiran tol ini, Sekretaris Daerah Jawa Tengah Sri Puryono Kartosoedarmo berharap penyelesaian pembangunan akses darat ini dapat segera direalisasikan.

“Tol ini memiliki daya dorong bagi perekonomian provinsi Jateng,” katanya di sela-sela peninjauan lapangan Menteri Pekerjaan Umum (PU) Djoko Kirmanto ke jalan tol Ungaran- Bawen seksi II pada proyek Jalan Tol Semarang – Solo.


Penyelesaian Akhir Seksi II

Kini, Trans Marga Jateng tengah mengupayakan penyelesaian akhir seksi II Ungaran-Bawen. Di luar rencana sebelumnya, tol ini direncanakan lebih awal rampung dari perkiraan.

Menteri PU Djoko Kirmanto mengungkapkan proses pembangunan tol seksi II kini telah mencapai tahap akhir dengan penyelesaian di sejumlah titik. Dia menjelaskan proyek ruas ini akan selesai lebih cepat dua bulan.

"Pada
business plan-nya selesai akhir tahun ini, tetapi ternyata Trans Marga Jateng laporkan bisa lebih cepat hingga akhir Oktober," katanya.

Kendati begitu, Djoko mengingatkan percepatan penyelesaian proyek tersebut tidak mengurangi kelayakan keselamatannya.

“Jangan sampai cepat selesai untuk mendapat acungan jempol saja, saya ingatkan soal safety-nya,” tegasnya.

Sementara itu, Direktur Utama PT Trans Marga Jateng Djajat Sudrajat mengatakan pembangunan konstruksi proyek yang memiliki Jembatan Darat Lemah Ireng sepanjang 899 meter, jembatan darat terpanjang di Indonesia, menjadi lebih cepat karena menggunakan konstruksi campuran baja dan beton atau komposit.

“Ini dapat selesai lebih dengan cepat konstruksi campuran baja dan beton atau komposit,” jelasnya.

Melihat kenyataan tersebut, Dirut PT Jasa Marga Tbk Adityawarman mengungkapkan pihaknya optimis dan berharap dapat dukungan doa dari masyarakat sehingga proses konstruksi sesuai yang diharapkan.

"Semoga cuaca mendukung, sehingga saat arus mudik, ruas ini bisa membantu karena jarak 11 km Bawen-Ungaran bisa ditempuh sekitar 15 menit atau jauh dibanding jalur normal sekitar satu jam," katanya.


Bantu Akses Mudik 2013

Walaupun baru akan rampung dalam dua bulan ke depan, seksi tol ini akan digunakan untuk membantu arus mudik 2013.

“Ruas ini akan digunakan bagi akses mudik tahun ini, dimulai sejak H-1 hingga H+7 Lebaran. Namun, hanya menggunakan satu lajur,” kata Djajat Sudrajat.

Untuk itu, jelasnya, pihaknya mengebut pengerjaan beberapa beberapa titik berat dalam sebulan ke depan untuk menyediakan akses mudik yang nyaman pada tahun ini.

“Ada beberapa titik berat, diantaranya jalur yang memotong Bukit di Lemah Ireng yang masih dalam proses penggalian batu sedalam 56 meter. Untuk itu, akan diselesaikan terlebih dahulu 1 jalur, tegasnya.

Menanggapi rencana Trans Marga jateng, Djoko Kirmanto berharap jika memungkinkan ruas tersebut sudah bisa dipakai secara gratis untuk kendaraan kecil pada arus mudik dan arus balik.

"harapannya ruas ini sudah bisa dipakai untuk mudik, meski hanya satu lajur dan hanya untuk kendaraan kecil," terangnya.




*naskah ini ditulis, setelah penerbangan mengerikan pasca liputan bersama Menteri PU ke lokasinya, 2 Juli 2013.

Komentar

Postingan populer dari blog ini

Driyarkara: Pendidikan sebagai Pemanusiaan Manusia Muda

Dewasa ini masyarakat dunia menghadapi sebuah perubahan global . Hal ini ditandai antara lain oleh semakin maraknya pertumbuhan industri kapitalisme dunia. Semua bidang kehidupan tidak bisa tidak terjerat dengan pengaruh global ini. Tidak terkecuali dengan pranata pendidikan. Tidak dapat dipungkiri bahwa ada kecenderungan dimana h ukum pasar yang berlaku diantara para pesaing industri pada tingkat global dapat mengarahkan pendidikan yang berorientasi pragmatis. Sesuai dengan hukum penawaran-permintaan , pendidikan hanya didasarkan pada aspek ekonomi. Jadi, ada kecenderungan bahwa pendidikan cenderung hanya mengarahkan anak-didik kepada gambaran manusia yang cakap untuk bekerja dan mendapatkan uang, jadi bukan gambaran manusia yang sebenarnya. Berhadapan dengan g ejala ini, pemikiran seorang filsuf, Nicolaus Driyarkara dapat dijadikan suatu bahan permenungan. Bagi Driyarkara pendidikan merupakan kegiatan sadar untuk memanusiakan manusia muda, yang dia sebut sebagai “hominisasi

Konformitas Dalam Pergaulan Sekolah

Tulisan ini bertujuan untuk memahami dinamika perilaku konformitas dalam pergaulan pelajar di sekolah formal. Bagaimana bentuk konformitasnya? Mengapa hal tersebut terjadi dan mempengaruhi tindakan-tindakan pelajar, serta bahkan dapat membentuk pola kepribadian?  Tulisan ini mengemukakan, bentuk konformitas dalam pergaulan pelajar yang lebih berupa akibat tekanan antar teman (peer pressure) yang terjadi dalam lingkungan yang homogen (sebaya). Kecenderungan untuk mengikuti suara terbanyak akan terjadi karena tekanan untuk menjadi sama terasa semakin besar. Dalam pergaulan sekolah anak didik terbiasa untuk selalu sama, bersikap konformis, sehingga selalu merasa tidak nyaman bila harus beda. Sikap ini dapat terus berlanjut dan membentuk pola kepribadian yang tidak mandiri. Kata kunci : Konformitas, peer group dan peer presure      S ebagai makhluk hidup yang tidak dapat hidup sendiri, sudah pasti kita sebagai manusia membutuhkan keberadaan orang lain untuk melangsungkan

Bisnis sebagai Profesi Etis?

Bisnis dan moralitas atau etika berbeda dan tidak ada hubungan sama sekali dan etika justru bertentangan dengan bisnis. Orang bisnis tidak perlu memperhatikan norma-norma dan nilai moral karena bisnis adalah suatu persaingan yang menuntut pelaku bisnis berusaha dengan segala cara dan upaya untuk bisa mencapai ‘keuntungan maksimal’. Ungkapan skeptis di atas sekiranya menggambarkan hubungan bisnis dan etika sebagai dua hal yang terpisah satu sama lain. Hal ini juga nampak dalam fenomena umum dunia bisnis o utsourcing . Outsourcing seringkali dibahasakan sebagai sebuah strategi kompetisi perusahaan untuk fokus pada inti bisnisnya, namun dalam praktek pada umumnya didorong oleh ‘ketamakan’ sebuah perusahaan untuk menekan cost serendah-rendahnya dan mendapatkan keuntungan setinggi-tingginya. Namun, diskrepansi dua ranah sebagaimana terdeskripsikan di atas oleh Richard T. De George disebut sebagai ‘Mitos Bisnis Amoral’. Bisnis pada dasarnya tidak terpisahkan dari moral. Bisnis t