Ya , judul di atas mengacu pada puisi karya Sapardi Djoko Damono. Sajak catur larik tiga bait yang ditulis Sapardi pada 1989 itu tampak mengungkapkan kerinduan mendalam. tak ada yang lebih tabah dari hujan bulan Juni dirahasiakannya rintik rindunya kepada pohon berbunga itu Demikian bait pertama kidung milik sastrawan kelahiran Surakarta, 20 Maret 1940 itu. Dalam sebuah video wawancara yang diunggah akun Musik Kembara di Youtube, Sapardi mengatakan hujan menjadi kejadian luar biasa kala Juni yang di Indonesia umumnya menjadi bagian dari musim kemarau. Saat musim kemarau, jelas dia, tanah rengkah dan pohon menjadi kering. Saat itu pula, tanah dan pohon merindukan hujan. “Hujan itu menjadi penting, justru ketika musimnya tidak hujan,” jelasnya. Penghayatan itu tak lepas dari pengalamannya menghabiskan masa remaja di sebuah desa di pinggiran Kota Solo. Pada Juni dan Juli, cuaca di wilayah itu berubah drastis pada siang dan malam hari. ...
ide yang berpendar dari masa subur