Langsung ke konten utama

Postingan

Menampilkan postingan dari 2015

PEKALONGAN: MENGELOLA WARISAN DUNIA

Kota Batik di Pekalongan, Bukan Jogja Bukan Solo, Gadis Cantik Jadi Pujaan, Jangan Bejat Jangan Bodo.. . S epenggal lirik lagu dari grup band ternama Slank menjadi satu penanda, Kota Pekalongan layak masuk sebagai kota kreatif di dunia. Ini awal mula, saat kota berdaya cipta di nusantara lainnya perlu bersiap diri. Tepat pada 1 Desember 2014, kota di wilayah pantai utara Jawa ini secara resmi dinobatkan oleh lembaga PBB untuk Pendidikan dan Kebudayaan (UNESCO) sebagai salah satu kota kreatif dunia, bersama dengan 27 kota lainnya. Lima kota lain yang masuk dalam kategori sama yakni Jacmel (Haiti), Jingdezhen (China), Nassau (Bahamas), dan Suzhou (China). Kini, wilayah berjuluk Kota Batik itu menggenapi Jaringan Kota Kreatif Dunia versi UNESCO yang beranggotakan 69 daerah. Pekalongan masuk dalam kategori kreatif Crafts & Art Folks, kota pertama di Indonesia dan bahkan di Asia Tenggara yang menjadi anggota jejaring tersebut. Kota Pekalongan dan jejaring kota kreatif dunia sanga

Sekilas Purwokerto: Dewi dan Kreditur Informal

K isah pilu Dewi Anggraeni (11), gadis kecil dari Kampung Rahayu, Purwokerto Selatan, Jawa Tengah, tidak bisa tidak menyisakan rasa sesak di dada. Setidaknya, bagi manusia yang masih berhatinurani. Bagaimana tidak, belum sembuh dukanya ditinggal ibu yang meninggal setelah menderita sakit paru-paru, siswa kelas 3 Sekolah Dasar Negeri (SDN) 1 Karangklesem, ini terpaksa menjadi seorang pengemis untuk melunasi utang kepada kreditur informal alias rentenir. Ya, almarhum ibu Dewi sempat berutang sebesar Rp2 juta kepada pemilik kontrakan rumah petak yang dihuninya di Kampung Rahayu. Tidak hanya itu. Dengan akumulasi beban bunga pinjaman dan ditambah biaya perawatan rumah sakit ibunya sebelum ajal menjemput, utang keluarga Dewi pun menjadi Rp6 juta. Tentu saja menjadi perkara sulit bagi gadis cilik ini untuk melunasi utang dengan nominal relatif besar itu. Ayah Dewi entah di mana. Bertahun-tahun tak nampak batang hidungnya, seperti enggan mendampingi hidup anak istrinya. Alhasil, D

INVESTASI DAERAH: Jateng Masih Jualan Potensi Listrik

J awa Tengah masih menjadi magnet investasi sejumlah perusahaan di berbagai bidang industri. Upah tenaga kerja yang relatif lebih terjangkau menjadi incaran pengusaha, tetapi masalah muncul ketika bicara pasokan energi, lahan industri tidak sepenuhnya siap, serta perizinan yang tidak cepat. N amun, wilayah dengan luas 3,25 juta hektare ini tetap dilirik pengusaha, baik untuk pengembangan maupun pembangunan lokasi usaha. Setali tiga uang, lokasi industri mulai tumbuh dan meluas menjadi zona industri khusus. Beberapa di antaranya merupakan kawasan industri terpadu yang siap menerima investor. Tidak hanya berpangku tangan, Pemerintah Provinsi Jateng terus berdandan dalam menyambut pinangan calon penanam modal. Pengembangan infrastruktur digalakkan, dari pendukung transportasi darat berupa jalan tol dan rel kereta api ganda, revitalisasi pelabuhan, hingga pembangkit listrik. Di tengah euforia sebagai magnet investasi baru, infrastruktur digenjot. Sayangnya, soal ketenagalistri

Baptista: In Memoriam JB Maris Marannu

M enjadi hal jamak, nama 'Baptista' sebagaimana tercantum dalam akta kelahiran saya berbuah pertanyaan. "Itu nama keluarga?", atau akhir-akhir ini lebih sering, "Memangnya keturunan Portu [Portugis]?" Jamak juga saya menjelaskan asal-muasalnya, sebagaimana diterangkan almarhum Ibu . "Itu diambil dari nama pastor yang membabtis saya [secara Katolik]." Ya, 12 Juni 1988, inisiasi awal saya sebagai sebagai warga Gereja Katolik Roma dilayani Pastor JB Maris Marannu Pr, generasi imam awal dari gereja lokal di Sulawesi Selatan. Kata ibu, JB itu singkatan dari Johanes Baptista. Mungkin, harapnya, jalan hidup dan iman saya setangguh empunya nama. Belasan tahun berlalu, saya berkesempatan bersua lagi dengan 'Baptista senior' saat menempuh pendidikan di seminari menengah [setara SMU]. Kala itu, beliau menjadi pembimbing spiritual, sekaligus penyokong finansial saya di masa akhir pendidikan. Ramah dan tulus, serta tegas berkarakter, kesan saya. Cukup

Huawei: Siapkan Leader Inovatif di Sektor TIK

YOGYAKARTA — Huawei, penyedia solusi teknologi informasi dan komunikasi (TIK) global, menegaskan komitmennya untuk pendidikan dan pengembangan sumber daya manusia di Indonesia. Melalui program corporate social responsibility (CSR), ‘Seeds for The Future’, Huawei Technologies Co, Ltd. siap menjembatani kesenjangan digital dan menciptakan kesempatan bagi SDM lokal melalui pendidikan.   Berkaitan dengan itu, Bisnis mewawancarai Holy Ranivozanany, Head of CSR Huawei Technologies Co, Ltd., di sela-sela partisipasinya dalam Global CSR Summit VII, Kamis (19/3). Holy memaparkan pentingnya peningkatan kecakapan SDM Indonesia dalam menghadapi persaingan global, khususnya di bidang TIK. Berikut petikannya. Apa bentuk kepedulian Huawei bagi lingkungan sekitar? Huawei memiliki sejumlah pilar yang mendasari kinerjanya. Pilar pertama terkait dengan industri TIK adalah bagaimana kami dapat menyediakan produk, pelayanan-pelayanan dan sejumlah program di seluruh dunia. Dalam hal ini, kami ber

Angpau Dibalik Kostum Barongsai

Barongsai menjadi salah satu kesenian yang tidak terpisahkan dari perayaan Tahun Baru China. Geliat pertunjukan barongsai di Tanah Air, terutama di daerah-daerah tertentu yang lekat dengan budaya Tionghoa tersebut, secara langsung mendongkrak bisnis kostum barongsai. Selain untuk pertunjukan, barongsai juga kerap menjadi aksesori dan dekorasi. Angpau di balik bisnis ini cukup menggiurkan. P ermintaan pembuatan kostum barongsai yang digunakan untuk per tun  jukan atau sekadar aksesori dan dekorasi me  ningkat tajam menjelang Imlek. Tak heran, bisnis yang sangat ken tal dengan kebudayaan Tionghoa ini terus berkibar dan bertahan lama. Apalagi, saat ini pasarnya su dah semakin besar dan tak hanya menyasar masyarakat keturunan China. Salah satu perajin kostum barong sai yang telah menjalani bisnis tersebut sejak setengah dekade terakhir adalah Hartono. Hartono mengawali bisnis ini dengan membuat kostum barongsai khusus anak-anak. Pria yang akrab disapa Kelik ini mem

ArtScience Museum: Menikmati Seni dan Ilmu Pengetahuan

M enjejaki setiap sisi ArtScience Museum, Marina Bay Sands, Singapura, tidak bisa tidak menggugah rasa takjub. Seperti visi yang dituturkan dalam perhelatan pameran karya-karya Leonardo da Vinci yang bertajuk Da Vinci: Shaping The Futur e, museum tersebut secara keseluruhan ingin menyampaikan ide visioner dalam seni dan ilmu pengetahuan yang senantiasa mendorong peradaban manusia. Lihat saja apa yang ArtScience Museum selalu sajikan dalam pameran bertajuk A Journey Through Creativity . Pameran tetap tersebut membawa pengunjung dalam sebuah perjalanan untuk melihat daya kreatif melalui rasa ingin tahu, inspirasi dan ekspresi terus menggelorakan api zaman. Pengunjung sungguh akan dibawa kepada A Journey Through Creativity melalui tiga ruang,  Curiosity, Inspiration and Expression. Sebagai galeri pembuka, Curiosity akan membawa pengunjung dalam permenungan mengenai hakikat seni dan ilmu pengetahuan, apa artinya bagi manusia, dan bagaimana hal itu memengaruhi dunia. Inspiration

Komoditas Bawang Jateng: Masih Perlukah Impor?